Menata Indah Rambut Sesuai Konsep Pernikahan

Make-up: Akky Salon, Bridal & Photography

Menghadirkan wajah cantik rupawan di hari pernikahan, merupakan hasil dari perpaduan sempurna antara riasan wajah dan tata rambut. Ibarat sepasang sepatu, betapapun cantiknya, ketika hanya ada sisi kiri saja atau kanan saja, maka hilanglah kegunaan sepatu tersebut, dan akan percumalah kecantikannya. Begitupun halnya wajah dan rambut, keduanya saling berkaitan. Bila riasan wajah cantik tanpa penataan rambut yang tepat, penampilan optimal pun tak akan Anda dapat. Terutama di hari terbesar dalam hidup Anda, keduanya harus mendapat sentuhan yang serasi dan selaras. Tidak berlebihan tidak pula biasa saja, harus seimbang dan mampu membuat si empunya wajah terlihat manglingi.

Menentukan hair-do atau tata rambut yang tepat pun sebaiknya dipikirkan masak-masak. Jangan lupa, tata rambut harus disesuaikan dengan konsep pernikahan yang dipilih. Untuk konsep pernikahan tradisional misalnya, rambut wajib ditata sesuai dengan pakemnya. Sedangkan untuk tema pernikahan semi tradisional atau disebut juga tradisional modifikasi, ataupun nasional, hair-do dapat ditentukan lebih fleksibel dan dapat diberikan sentuhan yang lebih modern.

1. Hair-do tradisional sesuai pakem

Setiap daerah memiliki ciri khas busana, tata rias serta tata rambut yang beraneka ragam. Namun, walaupun berbeda kesemuanya tetap indah dengan karakteristiknya masing-masing. Seperti daerah Yogyakarta yang memiliki tata rambut unik ber-paes. Paes ialah tata rias rambut yang terlihat pada pengantin Jawa yang tampak dari lengkungan hitam meruncing dan membulat pada dahi yang berwarna hitam yang berasal dari pewarna hitam atau pidih. Bila dibandingkan tata rambut Yogyakarta dengan Solo terdapat kemiripan. Menurut sejarah kemiripan tersebut bukan suatu kebetulan, dahulu sebelum Perjanjian Giyanti ditandatangani Yogyakarta dan Solo merupakan satu kerajaan. Hingga Perjanjian Giyanti memecah kerajaan tersebut menjadi dua bagian Kesultanan Hamengkubuwono di Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta di Solo. Dari perpecahan tersebut berimbas pula pada tatanan budaya yang juga dipecah. Adat pernikahan yang termasuk dalam bagian budaya pun dapat terlihat jelas kesamaan dan perbedaannya, terutama pada tatanan rambut.

Make-up: Mustika by Dimas (kiri), Novi Arimuko (kanan)

  • Yogyakarta

Dalam pernikahan adat Yogyakarta terdapat beberapa macam rias di antaranya Yogya Paes Ageng dan Yogya Putri yang sudah jelas perbedaan keduanya. Kendati keduanya sama-sama memakai paes, tetapi terdapat perbedaan baik dari asesoris pelengkapnya maupun dari pemakaian prada. Yogya Paes Ageng memiliki ciri yang jelas terlihat dari prada semacam garis emas yang melingkar mengikuti garis paes, sedangkan Yogya Putri tidak memakai prada. Untuk asesoris terdapat centhung berupa asesoris hiasan depan kepala yang dipakai pada Yogya Paes Ageng, namun tidak dipakai pada Yogya Putri . Juga lima mentul yang dipakai sebagai simbol lima rukun Islam, dan kalung susun tiga yang dipakai mengandung arti tiga fase yang dilalui tiap manusia; lahir, menikah dan meninggal.

  • Solo

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Solo dan Yogyakarta pernah bersatu sebelum Perjanjian Giyanti. Sebagai daerah yang pernah disatukan, wajar masih tersisa adat budaya yang sama. Begitu pula paes, tetapi meski sama-sama mempunyai paes terdapat pula perbedaan dari segi warna. Paes Yogyakarta berwarna hitam, paes Solo berwarna kehijauan. Untuk segi bentuk, bentuk paes Solo lebih membulat dibanding paes Yogya yang meruncing. Apabila mentul Yogya berjumlah lima, mentul yang dipakai di Solo berjumlah sembilan sesuai jumlah Wali Songo. Kalung pun demikian, kalung yang dikenakan di Solo tidak bersusun tiga melainkan hanya satu yang bermakna ketuhanan yang manunggal atau esa.

2. Hair-do tradisional modifikasi

Hair-do tradisional modifikasi, sesungguhnya merupakan perkawinan antara tata rambut sesuai pakem dengan modifikasi yang merupakan hasil kreativitas para penata rambut. Perkembangan make-up dan hair-do yang tidak pernah diam di tempat disebut-sebut menjadi faktor kemunculan hair-do tradisional modifikasi. Rata-rata calon pengantin yang memilih tata rambut tradisional modifikasi berpendapat dengan rambutnya yang ditata modifikasi calon pengantin merasa tampilannya tetap tradisional seperti putri keraton sekaligus tetap mencerminkan jiwa modern masa kini. Hair-do tradisional modifikasi salah satunya dapat dilihat pada pakem adat Yogya yang menggantikan jebehan atau bunga palsu pada sisi kanan-kiri sanggul dengan bunga mawar segar warna-warni untuk tampilan yang lebih cantik atau lebih fresh. Selain mengganti jebehan dengan bunga mawar segar, modifikasi juga dapat dilakukan pada bagian lain, tergantung kreativitas penata rambut pilihan, serta usulan gaya rambut yang diinginkan calon pengantin.

Make-up: Akky Salon, Bridal & Photography

3. Hair-do nasional

Tatanan rambut untuk pernikahan berkonsep nasional tidak memiliki pakem tertentu seperti halnya tata rambut tradisional. Untuk hair-do nasional penata rambut dapat lebih berkreasi, meski tentu saja setelah dicapai kesepakatan dengan calon pengantin mengenai tatanan rambut yang diinginkan. Di banyak kesempatan sering kali dijumpai pengantin yang mengenakan kebaya dengan sanggul yang bergaya kebarat-baratan. Seumpama gaya rambut Gatsby yang happening sesudah film “The Great Gatsby” dirilis. Calon pengantin yang tertarik dengan gaya vintage pada film “The Great Gatsby” pun tidak mau kalah ingin rambutnya ditata sama seperti Carey Mulligan tokoh utama wanita dalam film tersebut. Tidak hanya gaya rambut Gatsby, kelak akan terus bermunculan gaya rambut yang tren menurut zamannya. Sebab tren akan selalu berkembang tanpa dapat dicegah.

Foto: Eliska Ratna for Leonardi Portraiture (King Foto Group), Roni Bachroni Fouzi, Ifan Hartanto

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP