Pagar Ayu, Dayang-Dayang Sang Pengantin

Dibalut gaun merekah, para gadis pengiring pengantin tampil cantik berdiri berjajar mengapit kedua mempelai. Dalam budaya barat, para gadis pengiring pengantin tersebut biasa disebut bridesmaid, yaitu sekumpulan gadis yang tidak lain teman-teman terdekat sang pengantin wanita. Berdiri mendampingi pengantin wanita, meski bukan pasangan sesungguhnya, bridesmaid akan didampingi para grooms yang merupakan sahabat pria dari calon pengantin pria. Dari segi jumlah, berapa banyak bridesmaid atau grooms tidak menentu dan tidak memiliki batas. Berjumlah ganjil atau genap, tidak masalah.

Bridesmaid dan Pagar Ayu
Hampir mirip, budaya timur pun mengenal bridesmaid dalam diri pagar ayu pada kultur Minang. Pagar ayu terdiri dari 6 gadis yang berpasangan dengan 6 pria sebagai pagar bagus. Sementara dalam budaya Jawa, gadis pengiring pengantin dikenal dengan sebutan Putri Domas. Putri Domas terdiri dari 2 gadis yang bertugas membawa kembar mayang, sejenis hiasan terbuat dari daun kelapa.

Namun seiring zaman, banyak calon mempelai yang lebih memilih konsep semi tradisional atau nasional ketimbang tradisional dengan alasan kepraktisan. Nah, pada konsep nasional seperti inilah karakter bridesmaid budaya barat terserap. Pagar ayu, seperti itulah para bridesmaid disebut. Meski bukan berkultur Minang, pagar ayu dipahami sebagai nama pengganti bridesmaid. Kurang lebih tugas pagar ayu dan bridesmaid tidak jauh berbeda, keduanya hanya bertugas mengiring pengantin hingga ke pelaminan.

Tradisi Memberi Kain pada Pagar Ayu
Sudah menjadi aturan tidak tertulis, apabila setiap pagar ayu yang ditunjuk akan menerima kain berupa bahan, atau busana jadi untuk dikenakan pada pernikahan dari sang pengantin. Mengenai apa saja bahan yang diberikan terserah pada mempelai itu sendiri, namun sebelum memberi bahan kain ada catatan yang perlu disimak agar serasi dan sepadan dengan konsep pernikahan.

Menurut pengalaman pemilihan bahan kain dan warna sangat bergantung pada konsep serta tema warna pernikahan. Meskipun begitu, melakukan eksperimen yang berbeda tidak ada salahnya dicoba. Dan di bawah ini beberapa tips untuk Anda sebelum membeli bahan atau gaun jadi untuk para pagar ayu Anda.

❶ Motif
Bila kebanyakan gaun pagar ayu polos tanpa motif, kali ini cobalah untuk bereksperimen dengan gaun-gaun bermotif. Selain eye-catching, permainan motif mampu membuat suasana pesta menjadi lebih berwarna

❷ Eksplorasi Gaun Berwastra
Tidak ada salahnya gaun para pagar ayu sedikit melenceng dari konsep pernikahan. Semisal, konsep pernikahan yang mengusung konsep semi tradisional, busana para bridesmaid tidak melulu harus berupa kebaya kutubaru atau pun kartini, kain wastra berupa batik atau tenun pun cocok menjadi gaun seragam dengan siluet yang beragam. Dengan begitu akan menimbulkan kesan tradisional sekaligus modern.

❸ Warna
Sama halnya dengan poin di atas, pemilihan warna pun tidak selalu harus mengikuti tema warna pernikahan. Membedakan warna dasar gaun para pagar ayu dengan kedua mempelai menjadi solusi untuk menonjolkan penampilan kedua pengantin.

Dimana membeli bahan, Anda dapat menuju Pasar Baru yang menjadi gudang tekstil terlengkap. Pilihan bahan pun variatif, bila ingin modern pilihlah bahan satin, sifon atau sutera bermotif batik atau tenun. Namun jika menginginkan sentuhan tradisional Anda dapat memborong kain brokat untuk dijadikan kebaya yang diserasikan dengan kain batik sebagai bawahannya. Agar lebih cantik, biarkan para gadis memilih sendiri bentuk kebaya dan bawahan mereka. bukan tidak mungkin mereka akan menemukan model-model kebaya yang cantik dan modern yang dapat mempercantik pesta pernikahan Anda.

Foto LOUVRE PHOTOGRAPHY, MAHEZA STUDIO

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP