Perbedaan Seserahan dan Peningset

Seserahan dan peningset (Jawa) seringkali dianggap sebagai sinonim atau dua kata yang mempunyai maksud yang sama. Sayangnya pengertian tersebut tidaklah benar. Peningset dan seserahan memiliki dua arti yang berbeda. Akan tetapi, sekarang ini banyak orang yang merangkaikan keduanya dalam satu kesempatan. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya salah pengertian tersebut.

Di bawah ini akan disampaikan makna dan perbedaan antara peningset dan seserahan.

Peningset
Dalam bahasa Jawa, kata peningset mempunyai makna harfiah, yaitu pengikat. Calon mempelai pria memberikan peningset kepada mempelai wanita, sebagai tanda bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan hubungan kepada tahap pernikahan.

Dalam rangkaian prosesi adat Jawa yang lengkap, pelaksanaan penyerahan peningset kerap kali dilakukan bersamaan dengan acara midodareni. Inti dari acara peningset adalah penyerahan sejumlah uang dan barang untuk mengikat sang gadis, sekaligus penanda sang gadis telah dipinang. Keluarga pihak pria datang tidak dengan tangan kosong, ada beberapa benda yang wajib dibawa seperti pisang sanggan (pisang raja), suruh ayu, benang lawe, seperangkat pakaian lengkap dengan peralatan make-up, sindur (kain berwarna merah dengan garis tepi berwarna putih), nasi golong, kain batik truntum (mengandung arti semoga saling menuntun dan mencintai), berbagai perhiasan (cincin, kalung, gelang dan lainnya), jadah, wajik dan jenang (disimbolkan sebagai perekat hubungan), buah-buahan, dan urip-urip (dilambangkan dengan ayam jantan).

Seserahan
Berbeda dengan peningset, barang-barang hantaran pada seserahan memiliki jumlah yang lebih sedikit, meski dilihat dari jenis barangnya memiliki banyak kesamaan dengan peningset. Dengan alasan kepraktisan, peningset dan seserahan kerap digabungkan, hingga menyebabkan kesalahpahaman dengan menyamakan arti keduanya.

Benda-benda seserahan yang dibawa biasanya berupa pisang sanggan, pakaian lengkap, perlengkapan mandi dan kosmetik, sejumlah uang, jadah dan wajik, buah-buahan, dan lainya. Jumlah benda dalam seserahan juga mendapat perhatian agar berjumlah ganjil, mulai dari 3, 7, 9, 11, 13 dan seterusnya. Konon, masyarakat percaya bilangan ganjil melambangkan keindahan.

Teks: Mery Desianti
Foto: Adit Sastradipradja

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP