Selop vs High Heels

Merencanakan sebuah pernikahan diakui memang rumit, segala detil terkecil diusahakan tidak sampai terlupakan dan meleset. Begitupun dengan barang yang satu ini yang terkadang sering disepelekan, calon mempelai terkadang hanya melihat dari segi keindahannya saja, tanpa mempertimbangkan situasi pernikahan yang banyak menyita waktu untuk berdiri menyambut tamu. Kalau sudah begitu, ia dapat menjadi boomerang yang mengganggu kenyamanan, tetapi ia juga dapat menjadi sahabat yang baik jika cocok. Ya, barang yang kita bicarakan ialah sepatu.

Bukan hanya kenyamanan, menentukan sepatu pernikahan pun harus disesuaikan dengan konsep pernikahan. Bila ingin menampilkan konsep tradisional yang sesungguhnya, maka seluruh atribut yang menyertainya pun harus mengikuti pakem, kecuali bila Anda ingin menampilkan konsep yang tidak terlalu kental dengan nuansa tradisional. Untuk pernikahan tradisional, busana yang dikenakan umumnya berpasangan dengan selop, baik untuk mempelai wanita maupun pria. Pemakaian selop di sini sudah menjadi pakem yang tidak bisa diganggu gugat, dan tidak dapat digantikan dengan high heels. Sementara itu, bila Anda lebih senang menggunakan high heels, sebaiknya memilih konsep pernikahan tradisional modern yang lebih fleksibel.

1. Tradisional
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, selop ialah pasangan yang tidak terpisahkan untuk busana pengantin tradisional. Selop ini modelnya hampir sama bagi mempelai wanita dan pria, tertutup di bagian depan. Hanya saja untuk pria haknya datar dan rendah, sementara selop dengan hak yang agak tinggi diperuntukkan bagi wanita. Bahan utama dari selop ini biasanya disesuaikan dengan bahan dari pakaian yang dipakai saat itu. Misalkan, busana pengantin tradisional Yogya Putri yang menggunakan bahan beludru, untuk selopnya pun menggunakan jenis yang sama, juga warna yang senada. Tidak menampik juga warna selop diambil dari salah satu warna busana adat yang terdiri dari beberapa komponen warna.

2. Semi Tradisional
Bila konsep pernikahan bersifat semi tradisional yang menjadi pilihan, maka Anda tidak terikat pada pakem. Mempelai wanita bisa saja mengenakan kebaya beraneka model ataupun warna, dengan sepatu high heels sebagai pasangannya. Diharapkan sepatu ini dapat memberikan efek jenjang bagi si pemakai. Namun, hal ini dianjurkan hanya bagi yang sering dan terbiasa memakai high heels, bila tidak terbiasa dikhawatirkan sepatu hak tinggi justru dapat menggangu kenyamanan. Apabila ingin terlihat tinggi tanpa memakai sepatu hak tinggi, Anda dapat meminta desainer kebaya untuk merancangkan kebaya yang akan memberikan kesan tinggi dengan potongan kebaya sebatas pinggang.

Sepatu hak rendah atau tanpa hak juga tidak kalah bagus di kaki, variasi sepatu hak rendah saat ini juga banyak dipilih pasangan mempelai yang mengutamakan kenyamanan. Dijamin, sepatu ini akan menjadi sahabat di hari pernikahan Anda tanpa menyakiti kaki.

Jika Anda termasuk orang yang suka berdandan matching, serta tidak mau repot memadu-padankan sepatu dengan kebaya, sepatu jenis ini patut dicoba. Sepatu dengan material brokat yang semotif dengan kebaya yang dapat Anda pesan pada vendor sepatu favorit Anda. Dengan begini ukuran kaki Anda pun akan disesuaikan, sehingga terasa pas dan enak di kaki.

Teks: Mery Desianti
Foto: Bernardo Pictura by Bernardo Halim (Tony + Finny), King Foto (Rini + Arnold), Harun Hefli Photography (Saskie + Abie)

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP