Tepian Surga di New Zealand-Bagian 3

Entering The Middle Earth
Ketika Middle Earth disebut, konon ada kota yang menjadi pintu masuknya. Terletak di utara Danau Wakatipu dan berdiri sepi di sepanjang Sungai Dart yang begitu bening, kota Glenorchy seakan menjadi gerbang masuk ke Middle Earth. Bagi kebanyakkan orang, daerah utara Danau Wakatipu yang tersembunyi di balik tingginya gunung-gunung terjal menyimpan begitu banyak misteri, namun para turis yang mengunjunginya seringkali menahan napas melihat panorama alam yang begitu indahnya.

Dari Queenstown, saya berkendara menyusuri kontur bagian timur Danau Wakatipu yang teduh. Selama empat puluh menit lamanya setelah meninggalkan Cecil dan Walter Peak, air danau ini terlihat semakin membiru dengan kabut putih yang menghias permukaannya. Angin gunung pun bertiup makin kencang bergolak dengan dinginnya air Danau Wakatipu memberi kesan memasuki daerah yang berbeda. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan ini, tapi semakin bergerak ke utara, semakin indah lah pemandangan yang terhampar di hadapan saya. Di kejauhan ekor Southern Alps dengan Pegunungan Misty gagah berdiri dengan puncaknya berkilat sinar matahari pagi. Di sana, tersebutlah daerah bernama Paradise. Taman Firdaus di bumi.

Kami tiba di Dart Stables, istal kuda yang mendapat hak khusus untuk membawa pengunjung memasuki area Paradise yang dipilih oleh Peter Jackson untuk mengambil gambar film trilogi Lords of the Ring dan juga The Hobbit. Kuda-kuda tinggi berwarna hitam dan coklat berbaris gagah di hadapan saya. Saya sendiri tidak berpengalaman dalam hal menunggang kuda. “Don’t worry, Boris is a nice horse,” sahut salah satu pemandu yang membantu saya menunggang kuda bernama ‘Boris’. Satu hal, apapun aktivitas dan atraksi yang ditawarkan di Selandia Baru selalu memberi rasa aman dan nyaman bagi para tamunya. Tak lama kemudian, dengan nyamannya saya mengikuti gerak ayunan kaki Boris berkelana mengikuti alur Ride of the Rings masuk ke Middle Earth.

Pemandu kuda memandu kami berkuda menaiki dan menuruni bukit landai, memasuki daerah hijau yang teduh, melewati lembah Sungai Dart yang anehnya berdasar putih. Selama dua jam lamanya, kami disuguhkan pemandangan yang begitu indah dan selama itu pula, saya tidak berhenti mengagumi keindahan tempat ini. Tak salah memang jika orang menjuluki daerah ini Middle Earth, sebuah istilah yang tidak pernah diberikan bagi negara manapun di dunia kecuali Selandia Baru.

Relaxing in Onsen Hot Pools
Setelah mengucapkan selamat berpisah pada Boris, kuda yang telah menemani saya berpetualang selama dua jam, kami pun kembali ke Queenstown dalam keadaan lelah. Tidak pernah menunggang kuda dalam waktu yang begitu lama, membuat tubuh saya kaku dan pegal. Tapi beruntung bagi saya untuk dapat menikmati salah satu aktivitas yang banyak dinikmati oleh para pengunjung di Queenstown – berendam air panas untuk mengendurkan otot-otot yang kaku di Onsen Hot Pools sambil bersantai.

Onsen Hot Pools sendiri terletak di pinggir tebing Coronet’s Peak dimana sambil berendam air panas yang berasal air pegunungan yang sangat murni, para tamu dapat menikmati hamparan pemandangan alam lembah Sungai Shotover di hadapan mereka. Di tengah-tengah privasi sebuah kamar yang dapat menerima paling banyak empat orang dewasa, sebuah bak kayu yang terbuat dari bahan kayu cedar menjadi fokus aktivitas para tamu untuk memanjakan diri sekaligus memulihkan dan menyegarkan tubuh. Tersedia enam kamar yang masing-masing berjendela tinggi yang dapat dibuka secara otomatis untuk menciptakan sebuah pengalaman berendam air panas di udara terbuka yang menyegarkan dengan pengalaman yang mengesankan.

Culinary Queenstown
Sebagai sebuah kota turis yang menawarkan berbagai pemandangan indah dan aktraksi yang menarik, tentu saja Queenstown mempunyai banyak tempat untuk mencoba berbagai hidangan kuliner lokal khas Pulau Selatan dan juga berbagai hasil tangkapan catch of the day dari Danau Wakatipu yang dapat dinikmati oleh para pengunjungnya, termasuk saya.

Vudu Café
Letaknya tepat menghadap Danau Wakatipu membuat kafe ini menjadi tempat favorit bagi turis dan juga pengunjung lokal untuk sekedar memesan kopi, bersantap pagi, ataupun menikmati santap siang yang ringan. Dengan berbagai menu yang ditawarkan dan mengutamakan menu lokal baik untuk sarapan pagi, santap siang, maupun malam, Vudu Café tidak pernah sepi oleh pengunjung.

Kue-kue berwarna-warni dengan berbagai rasa yang ditampilkan begitu menawan untuk dicoba. Sandwich dan juga berbagai macam salada terasa begitu nikmat dan segar. Dan, kopi panasnya sangat nikmat dan menghangatkan di pagi yang dingin. Kue-kue yang terkenal dari Vudu Café bukan saja begitu lezat untuk dirasatapi juga menjadikan banyak orang untuk mencoba membuatnya. Tak heran jika kafe ini juga menawarkan baking school bagi banyak orang yang berminat.

Fishbone Bar & Grill
Terletak di salah satu jalan dekat Queenstown Mall, Fishbone Bar & Grill menjadi salah satu tempat favorit bagi para turis dan lokal sekalipun untuk menikmati berbagai hidangan laut. Jika terdapat begitu banyak ikan di laut, para penikmat kuliner dapat menemukannya di restoran ini.

Menu yang ditawarkan memiliki beragam pilihan dari berbagai jenis hasil laut yang ditangkap di perairan di sekitar South Island dan juga hasil tangkapan dari danau-danau di daerah ini. Hasil tangkapan yang dijaga kesegarannya ini kemudian diracik dengan berbagai bumbu yang ditanam sendiri oleh para chef di Fishbone Bar & Grill dan inilah yang membuat restoran bersuasana santai ini begitu digemari.

Fergburger
Menurut CNN, Fergburger adalah burger terenak nomor satu di seantero bumi! Menurut beberapa majalah perjalanan internasional, burger ini menjadi sebuah ikon kuliner yang tak boleh dilewatkan saat Anda berkunjung ke Queenstown. Begitulah adanya – antrian panjang hampir setiap saat menjadi pemandangan sehari-hari di depan outlet Fergburger. “Oh well, it’s a must try burger, so here we are!” kata sepasang turis asal London yang ikut menanti bersama saya satu hari.

Setelah melewati antrian orang yang begitu panjang, akhirnya saya keluar menenteng sebuah kantung kertas berisi burger paling enak di dunia ini dengan tak sabar ingin menikmatinya. Sejak gigitan pertama, kelezatan burger ini langsung terasa. Dagingnya yang tebal dan empuk terasa begitu pas berpadu dengan roti burger beserta segala isinya. Sausnya menambah nikmat gigitan demi gigitan dan membuat saya ingin menambah lagi. Begitu memuaskan, begitu lezat, dan begitu mengenyangkan! Tak salah memang, inilah burger ternikmat seantero bumi!

Chic, Stylish, and Eclectic Boutique Hotel
Sebuah butik hotel yang didesain sedemikian rupa bagi para tamu yang memimpikan suasana berlibur yang santai atau pasangan yang ingin berbulan madu dengan romantis namun masih menginginkan segala layanan dan fasilitas berbintang, Queenstwon Park Boutique Hotel terletak hanya sekitar tiga ratus meter dari berbagai pusat perbelanjaan dan restoran yang menjadikan kota Queenstown terkenal.

Dikelilingi oleh sebuah taman luas berlatar belakang pegunungan The Remarkables dan Skyline Gondola yang menjadi ikon kota ini, Queenstown Park Boutique Hotel hanya menawarkan 17 kamar yang didesain sedemikian rupa untuk kenyamanan para tamunya. Mengambil tema dari keindahan panorama di sekitar hotel ini, kamar The Gondola, The Remarkables, dan The Tower Suite memancarkan sentuhan modern dan romantis dengan interior kamar berwarna natural, foto-foto Queenstown di masa lalu, dan juga chandelier unik di setiap kamarnya.

Menginap selama tiga malam di Kamar No. 1 dan menjadi tamu dari Indonesia pertama yang pernah menginap di hotel ini tidak menjadikan saya istimewa, namun yang saya suka dari hotel ini adalah keramahan dari setiap personal yang bekerja di sini. Karen, Hotel Manager dan juga staf front desk begitu memerhatikan setiap tamu yang menginap dan mereka akan menjawab setiap pertanyaan dan membantu para tamunya dengan senang hati.

Setiap sore, para tamu dari berbagai negara akan berkumpul di Remarkable Lounge tepat di area lobi hotel, untuk menikmati berbagai koktil sesaat sebelum makan malam dan bertukar pengalaman dengan sesama pengunjung di kota ini. Saya sangat menikmati momen ini untuk berkenalan, bertukar pengalaman, dan menikmati segelas anggur. Satu hal lain yang saya suka dari Queenstown Park Boutique Hotel adalah lantai kamarnya yang hangat saat hari menjadi dingin karena digunakannya sistem penghangat bawah lantai yang tidak semua hotel-hotel di negara empat musim menggunakannya.

Teks Iman Hidajat | Foto Iman Hidajat

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP