Jakarta Fashion Week (JFW) kembali digelar untuk ke-6 kalinya, Tahun ini JFW diselengarakan di Senayan City mulai tanggal 19-25 Oktober 2013 mendatang.
Acara dibuka oleh Ibu Svida Alisjahbana selaku CEO Femina Group serta dihadiri oleh beberapa pejabat seperti Ibu Mari Elka Pangestu (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), Perwakilan dari Gubernur DKI Jakarta, Bpk. Handaka S (CEO-Senayan City), Bpk. Very Y. Setiady (Marketing Director Senayan City), Bpk. Pahala N. Mansury (Managing Director of Finance & Strategy Bank Mandiri), dan para pendukung acara JFW 2014.
Untuk pertama kalinya Bank Mandiri ikut serta dalam menyukseskan perhelatan fesyen akbar ini yang selalu menjadi barometer bagi industri mode nasional.
Dengan menggandeng kurang lebih 60 Mitra Binaan Mandiri dan Wira Usaha Muda Mandiri, masing-masing memamerkan produk kriya unggulan dari berbagai daerah bisa ditemui diarea Fashion Tent serta Fashion Atrium yang berada didalam Mal Senayan City.
Dengan mengusung tema `Bringin Indonesia to The Word` JFW akan menghadirkan kurang lebih 240 desainer/label fashion, 7 desainer internasional, lebih dari 75 show di Fashion Tent dan Fashion Atrium dengan menghadirkan berbagai macam jenis busana siap pakai serta kebutuhan fesyen lainnya.
Parade 31 Desainer dan Muse mengawali jalannya acara Fashion Show dipangung utama, diantaranya: Ardistia New York, Barli Asmana, Jenahara, Mel Ahyar, Toton, Yosafat dan lainnya, masing-masing membawakan contoh karya yang akan diperagakan dipanggung JFW.

Tiga desainer mengawali mini show pada hari pertama diantaranya: Major Minor, koleksi Spring Summer 2014 dengan motif print bernuansa hutan, dengan potongan longgar, Sedangkan Frederich Herman memilih warna hitam, putih, abu-abu untuk koleksinya, Jeffry Tan mengusung tema `Prism 2014`, 15 koleksi yang ditampilkan terdiri dari rok panjang, jaket dengan variasi lipat, jumpsuits berbentuk seperti gaun fluida yang sangat unik.

Pada sesi ke-2, koleksi busana muslim ready to wear yang ditampilkan cukup berbeda, pasalnya Nur Zahra mengangkat tema bernuansa Eropa Timur yang jarang ditampilkan oleh desainer pada umumnya. Dengan menggunakan bahan-bahan yang ringan serta menggunakan corak khas `shibori` dan batik dengan ciri khasnya menampilkan busana serba panjang, longgar dan simple.
Jenahara dengan mengusung tema `Eastern Opulence`, Jena menampilkan busana muslim dengan gaya Mesir yang di lengkapi dengan akseroris dibagian kepala, warna hitam dan putih mendominasi koleksinya diperagaan busananya di JFW.
Dian Pelangi mengusung tema `Pop Batik`, dengan koleksi yang full color dan motif batik modern, akan terlihat segar bagi si pemakai.
Sesi ke-3, Serangkaian busana siap pakai dengan kategori luxury disuguhkan oleh Albert Yanuar.
Toton merilis busana ready to wear dengan cutting yang berbeda, menghadirkan motif tradisional dan menggunakan teknik bordir Jawa Barat dan Sumatera. Warna hitam mendominasi koleksi Yosafat pada ajang fesyen akbar ini, dengan bentuk busana pria bergaya klasik, jaket, dan kemeja dengan detil aksesoris.

Tex Saverio mengakhiri fashion show dihari pertama pada perhelatan akbar Jakarta Fashion Week 2014 dengan koleksi lini ready to wear yang megah sesuai ciri khasnya sebagai desainer yang selalu menampilkan busana yang `Dramatis`.
Rio mencoba menawarkan busana malam yang berbeda dari biasanya, dengan konsep `The New Evening Look` Rio memberikan pilihan gaya gaun malam yang tidak hanya berbentuk dress.