Idealnya sebuah pesta pernikahan, dirayakan dengan penuh suka cita. Namun terkadang ada satu rasa yang menyakitkan dan menyiksa sang pengantin, terutama pengantin wanita. Sunting misalnya. Sunting adalah mahkota yang dikenakan anak daro (mempelai wanita) yang cukup menyulitkan karena berat dan dipakai dalam waktu yang tidak sebentar. Akan tetapi, pancaran sunting yang indah menawan seringkali mampu meredam rasa nyeri. Kecantikan sang anak daro yang berhias sunting kerap membuat beban di kepala terasa lebih ringan. Seperti kata pepatah, beauty is pain. Demi tampil cantik, seorang wanita tak keberatan menahan rasa sakit, terlebih di hari istimewa.
Sunting Gadang
Penting untuk diketahui, sunting Minang terdiri dari tiga jenis, sunting kecil, sunting gadang/besar, dan kote-kote. Ketika digabung pemasangannya bisa mencapai 5,7,9 atau 11 tingkat. Terbayang betapa tinggi dan beratnya sunting! Akan tetapi anak daro saat ini cukup beruntung karena bahan sunting tak lagi terbuat dari emas atau aluminium yang berat, namun telah diganti oleh kuningan yang lebih ringan. Bila dulu susunan sunting lengkap (biasa disebut sunting gadang) bisa mencapai 3,5 – 5 kg, kini hanya 0,75 kg.
Selama 2 – 3 jam anak daro harus menahan sunting yang bukan hanya berat, tetapi juga membatasi gerakan kepala. Hal ini sering membuat mereka pegal usai sunting tersebut dilepas. Untuk itu, Des Iskandar sebagai pelaku industri pernikahan yang kerap menangani pengantin adat Minang, dengan senang hati membagi tips kepada para calon anak daro agar tak lekas lelah ketika mengenakan sunting di hari pernikahan.
❶ Di samping siap mental, anak daro pun harus siap secara fisik. Sebab untuk menahan beban sunting memerlukan tenaga ekstra. Maka jangan heran bila melihat pemandangan kru wedding organizer yang memberikan makanan kepada pengantin di hari pernikahan. Cukup makan dan minum pun menjadi persiapan kondisi fisik agar tidak masuk angin.
❷ Tidur yang cukup. Wajar bila seorang pengantin tidak dapat memejamkan mata semalam sebelum pernikahan. Tapi insomnia ini amat tidak baik bagi tubuh. Bukan tak mungkin, di hari penting tersebut, mempelai jadi mudah lelah sehingga gampang terserang masuk angin. Usahakan tidur yang cukup meski sulit.
❸ Berserah dan berdoa kepada Sang Maha Kuasa. Langkah terakhir yang dapat dilakukan anak daro sebelum pernikahan adalah banyak berdoa untuk kelancaran dan kemudahan di hari-H.
Menurut pendapat Des Iskandar, gejala masuk angin menjadi penyebab utama mengapa banyak anak daro lekas merasa letih hingga tidak kuat memakai sunting di saat pernikahan. Jadi sebisa mungkin Des Iskandar menekankan kepada anak daro untuk mempersiapkan kesehatan fisiknya di hari pernikahan.
Sunting Modifikasi
Setelah persiapan yang cukup, namun calon pengantin masih merasa tidak kuat menahan beban sunting gadang, tak ada salahnya mengaplikasikan sunting modifikasi. Pada sunting modifikasi, biasanya jumlah sunting kecil akan dikurangi, dan sunting gadang yang biasanya berada di posisi teratas, diganti dengan kembang goyang. Bila sunting gadang beratnya mencapai 0,75 kg, sunting modifikasi ini biasanya beratnya kurang lebih 0,5 kg. Sehingga selain tidak terlalu berat, tampilan sunting modifikasi pun tidak kalah cantik.
Antisipasi Kelelahan Sebelum Memakai Sunting
12 Januari 2015
by