Di kejauhan kerlipan sebuah pulau seakan memberi tanda kemana saya akan menuju dan pendaran biru laut di bawahnya seakan menjadi jalan yang membawa saya ke Siprus, sebuah pulau menarik di timur Laut Mediterania.

Pulau yang hampir seluas Sumbawa ini memang berada di lokasi dan situasi yang unik. Sejarah menulis Siprus bak sebuah crown jewel yang diperebutkan hampir setiap bangsa di sekitarnya. Sebut saja, Yunani kuno, Kekaisaran Romawi, Kerajaan Ottoman sampai akhirnya asimilasi budaya Timur Tengah menjadikan Siprus penuh dengan cerita sejarah dan budaya yang kaya untuk dikunjungi. Anehnya, secara geografis Siprus masih dianggap sebagai salah satu negara Eropa walaupun garis pantainya hanya bertaut seratus dua puluh kilometer saja dari daratan Timur Tengah.

Siprus menawarkan bukan saja cerita sejarah yang menarik untuk disimak, ia adalah sebuah sapuan kuas yang indah dari panorama yang membuat orang terkesima. Kemanapun Anda pergi di pulau ini, Anda akan jatuh hati dengan suasana dan pemandangan yang terpampang di hadapan Anda. Keunikan budaya dan keramah-tamahan penduduknya menjadi daya tarik tersendiri bagi turis-turis asing untuk berkunjung dan menikmati liburan musim panas mereka di pulau ini. Belum lagi langit biru, pantai yang indah, dan makanan khas negara ini yang menarik untuk dicicipi. Dan, saya sangat beruntung untuk dapat menikmati pengalaman mengunjungi pulau yang cantik dan modern ini.



LARNACA THE BEAUTY

Waktu berjalan sedikit cepat di kota yang terkenal sebagai kota pelabuhan dari sejak ia pertama kali didirikan. Di musim liburan, Larnaca akan ramai dengan pengunjung asing yang masuk lewat Bandar Udara Internasional Larnaca. Di satu sisi, Larnaca adalah kota yang modern, namun suasana kota tua di tepi laut pun masih dapat saya rasakan. Jalan-jalan yang sempit berbatu cobble seperti layaknya kota tua di benua Eropa akan membawa kita ke labirin kota yang penuh dengan toko-toko suvenir, bar dan tempat makan, serta pasar tradisional yang hanya buka di akhir pekan.

Ayios Lazaros menyimpan sebuah keunikan bagi para turis yang berkunjung ke tempat ini. Sayang, saat saya berkunjung tidak banyak yang disuguhkan dari daerah yang ramai akan turis di musim libur itu. Konon, Ayios Lazaros hidup dengan berbagai atraksi, restoran-restoran al fresco, dan turis-turis yang hilir mudik menikmati pancaran sinar matahari di langit yang biru.



Around Finikoudes Beach
Pantai Finikoudes memang menjadi tujuan para turis untuk bersantai di pasirnya yang putih dan halus. Karena keindahan pantai yang menghadap ke selatan Laut Mediterania ini, Finikoudes menjadi sebuah keharusan bagi pasangan yang berbulan madu untuk menikmati momen romantis yang ditawarkan oleh suasana sekitar pantai ini.

Tak jauh dari pantai ini, sebuah alun-alun kota berlatar gereja batu berwarna kecoklatan berdiri megah membelah dua jalan besar di sisi kiri dan kanannya. Saya berkesempatan untuk berkunjung ke sebuah gereja yang mempunyai sejarah lebih dari dua ribu tahun lamanya. Church of Saint Lazarus menjadi salah satu tempat kunjungan wisata yang tak boleh dilewatkan bagi para turis yang berada di Larnaca.



Flamingos of Larnaca
Larnaca memang unik bahkan burung-burung flamingo pun berlibur ke kota ini saat mereka beremigrasi dari negara-negara dingin di utara. Di barat kota ini, Larnaca Lake menjadi tempat persinggahan burung-burung berkaki panjang berwarna merah muda ini dari perjalanan jauh mereka. Kumpulan flamingo ini tentunya memberi sebuah atraksi menarik bagi para turis yang berkunjung. Bagi yang belum pernah melihat burung flamingo tentu akan berpikir, dari mana asalnya ratusan burung tropis ini berasal dan kenapa mereka berkumpul di tempat ini?

Di satu sisi danau yang ditumbuhi pepohonan hijau dan terlihat begitu tenang dan damai, sebuah mesjid tua, Hala Sultan Tekke peninggalan jaman Ottoman menjadi saksi bisu sejarah penyebaran agama Islam di Siprus. Di salah satu sisi di dalam mesjid ini pun terdapat sebuah makam tua yang banyak diziarahi pengunjung dan menjadi salah satu situs bersejarah yang tak boleh dilewati.



The Romantic West Side

Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Siprus tanpa berkendara melewati jalur selatan pulau ini yang membawa para turis melewati pantai-pantainya yang indah. Setelah makan siang yang mengenyangkan di Governor’s Beach, mobil van yang membawa saya melewati kelokan jalur selatan dengan pantai biru di sisi kiri dan daerah perbukitan di sisi kanannya hingga tibalah di sebuah kota turis yang dulunya juga bekas menjadi sebuah kota pelabuhan yang ramai, Limassol.

Limassol Marina yang dulu sempat menjadi pelabuhan yang ramai sekarang diubah menjadi salah satu tempat wisata yang penuh dengan restoran dan ruang publik yang luas untuk sekedar berjalan di sore hari yang menyenangkan. Marina ini terhubung dengan jalan-jalan pedestal di sepanjang pantai yang menuju daerah turis di sisi timur pelabuhan ini.



Limassol tidak hanya indah karena langit dan laut birunya yang menawan banyak turis untuk berlibur di kota ini. Selepas Limassol Marina, saya melewati daerah perbukitan dengan hamparan deretan pohon-pohon jeruk yang tumbuh dengan subur. Bukan itu saja, deretan pohon-pohon alpokat dan melon pun tampak sejauh mata memandang. Tak heran jika Siprus disebut sebagai salah satu penghasil buah terbesar di belahan bumi utara dan negara ini pun menjadi penyuplai buah-buahan bagi negara-negara di benua Eropa.

``Selain vila-vila, tempat pemandian umum, serta reruntuhan bekas kota yang memenuhi areal arkeologi ini, sebuah amfiteater berdiri dengan megah menghadap ke laut lepas.``



Kourion Archelogical Site
Semakin ke barat, semakin banyak situs peninggalan sejarah di pulau ini. Salah satunya adalah Kourion atau Curium yang menjadi situs arkeologi karena pernah menjadi ibukota kekaisaran Romawi Kuno di pulau ini. Berkunjung ke Kourion, saya seakan diajak berkilas balik pada keberadaan dan kehidupan masyarakat zaman dulu lewat sisa-sisa peninggalan yang masih terawat hingga sekarang.

Selain villa-villa, tempat pemandian umum, serta reruntuhan bekas kota yang memenuhi areal arkeologi ini, sebuah amfiteater berdiri dengan megah menghadap ke laut lepas. Cukup unik memang sejarah tentang amfiteater yang dulu pernah menjadi tempat para gladiator bertarung namun kemudian berubah fungsi menjadi tempat pertunjukan dengan akustik yang sempurna. Para pengunjung dapat duduk di deretan kursi batu tertinggi dan masih dapat mendengar suara gemerincing uang koin dijatuhkan ke lantai amfiteater yang berjarak lebih dari seratur meter di bawah sana. Unik memang!



Coral Bay

Pulau Siprus terkenal dengan warna-warna yang cukup membuat pulau ini menjadi terlihat penuh energi. Kemanapun kita melangkah, sejarah akan mengikuti kita, demikian pula dengan warna-warna dari keindahan alam di sekitarnya termasuk saat saya akhirnya tiba di sisi barat Pulau Siprus, Coral Bay.

Coral Bay sendiri pernah menjadi tempat pemukiman bangsa Mycenian, salah satu bangsa di Yunani, sejak hampir beribu tahun yang lalu. Kota kecil yang terletak di sebuah teluk yang tenang ini menawarkan sebuah pemandangan matahari terbenam dan golden moment-nya yang begitu indah. Tak heran jika kota yang menghadap ke barat ini bukan saja menjadi tempat berlibur favorit para turis, namun banyak dari mereka yang membeli rumah atau kondominium untuk kemudian menetap di sana.

Akamas Peninsula
Setelah bermalam di Coral Bay dan menikmati keindahan matahari terbit di tepi pantai, perjalanan dilanjutkan dengan berpetualang di Akamas Peninsula dengan menggunakan jeep Land Rover. Keluar dari Coral Bay, perkebunan jeruk, alpokat, dan pisang menyambut awal perjalanan ini sebelum akhirnya sebuah relung di sisi tebing tinggi menghadang di depan. Di hadapan saya, sederet gua-gua laut atau sea caves yang terbentuk dari kikisan ombak terbentang membentuk sebuah barisan indah untuk menjadi sebuah photo stop, dan ini baru awal dari sebuah perjalanan sehari penuh di Akamas Peninsula.

Sisi barat pulau Siprus memang dihiasi dengan berbagai pemandangan natural kehidupan laut. Di sisi pantai barat ini pulalah terdapat Ayios Georgios tis Peyias atau Pantai Penyu dimana penyu-penyu khas Mediterania yang hanya terdapat di laut ini datang untuk bertelur.
Sementara itu, mitologi Yunani mencatat bahwa di dataran ini terdapat sebuah kolam dan air terjun tempat mandinya dewi Aphrodite dan tempat bertemunya dia dengan Mars, kekasihnya.

Masih banyak lagi cerita yang menjadikan Akamas Peninsula menjadi daerah yang perlu dikunjungi bukan saja karena lokasinya yang menawarkan berbagai macam pemandangan indah di sekitarnya tapi juga desa-desa kecil yang unik tempat para pengunjung bisa merasakan cita rasa khas masyarakat Siprus secara orisinal.



Lunch at Letymbou Village
Di tengah-tengah dataran Akamas, desa Letymbou terletak di tengah-tengah perjalanan dari tepi paling utara hingga ke kota Pafos di selatan Akamas Peninsula. Di desa ini terdapat seorang juru masak yang sangat terkenal dengan cita rasa masakan khas Siprus, saking terkenalnya, Mrs. Sofia, sampai mempunyai buku masak tersendiri. Tinggal hanya berdua dengan suaminya, saya berkunjung ke rumahnya yang sederhana di tengah-tengah desa yan sangat tenang ini.

Hidangan seperti halloumi, yang menjadi penganan utama masyarakat di pulau ini, roti yang dipanggang langsung di tungku, berbagai hidangan daging kambing dan salad serta buah yang menyegarkan dimasak khusus oleh Mrs. Sofia untuk dinikmati bersama di taman depan rumahnya yang menyenangkan itu. Tentu saja ini menjadi salah satu daya tarik bagi para turis yang berkunjung ke Siprus untuk bisa menikmati menu orisinal yang dimasak sendiri oleh ahlinya.


The Delicious Mezes
Setiap tempat yang dikunjungi tentunya memiliki santapan khas lokal yang menarik untuk dicoba. Namun, Siprus menawarkan beragam cita rasa yang unik karena lokasi dan sejarah negaranya.

Meze adalah hidangan khas lokal dari Siprus yang terbagi dua menjadi fish meze atau meat meze. Cara menikmatinya pun unik dan memberikan sebuah pengalaman yang menyenangkan. Pertama kita harus memilih menu apakah yang ingin disantap. Jika ingin menyantap fish meze, makan kita harus pergi ke restoran yang menghidangkan fish meze, demikian pula sebaliknya dengan meat meze.

Menikmati mezes di Siprus menjadi pengalaman tersendiri bagi yang belum pernah menikmatinya karena selain salad dan haloumi sebagai makanan pembuka, kita tidak akan pernah tahu santapan dengan cita rasa seperti apa yang akan dihidangkan di hadapan kita.

5 Things I Like About Cyprus

The Beaches
Bisa dibilang pantai-pantai di Siprus menawarkan panorama alam dan laut biru yang indah. Airnya terlihat begitu bersih dan bening. Di satu sisi garis pantainya berhias pasir putih yang halus, namun di daerah lain batu-batu peebles di pantainya pun memberi gambaran unik tersendiri.

The People
Untuk sebuah negara yang berada di tengah-tengah jalur perdagangan dunia dari sejak dahulu kala, orang-orang Siprus begitu ramah dan hangat. Mereka akan membantu jika Anda sekedar bertanya arah atau tempat dengan senang hati.

The Relaxing Atmoshpere
Suasana berlibur langsung terasa saat Anda menjejakan kaki di pulau ini. Melihat pantai biru yang indah, sepertinya yang ingin dilakukan adalah bersantai sambil mendengarkan suara debur ombak yang meninabobokan.

The History
Tanpa disadari sejarah kehidupan Siprus sama tuanya dengan sejarah masa Yunani kuno dengan segala mitologinya, jaman keemasan Mesir dan Kekaisaran Romawi, penyebaran Injil, kebangkitan Islam di Timur Tengah, dan masih banyak lagi. Bagi yang suka akan sejarah sambil berlibur, Siprus adalah tempatnya.

The Fish Meze
Walaupun berada di tengah-tengah Laut Mediterania, ikan dan berbagai hasil laut tidak semurah apa yang disangka. Namun saya sangat suka akan fish meze karena ikan dan hidangan laut yang dihidangkan begitu fresh dan sangat nikmat. Anda perlu mencobanya!


Teks & Foto iman hidajat

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP