Mix and Match Warna Kebaya dan Beskap

Kebaya dan Beskap : Intan Avantie
Foto : Khrisna - Mottomo Photography

Pernahkan kamu menyaksikan sepasang pengantin yang memakai baju pengantin dengan warna yang berlawanan? Semisal pengantin wanita memakai kebaya berwarna merah sementara pengantin prianya memakai setelan jas hitam putih. Busana yang demikian dapat kita temukan pada busana adat pengantin pada pernikahan Batak Karo. Meskipun berbeda warna, sebagai busana adat yang menjadi pakem dan tidak bisa diubah, ada sesuatu yang menyelaraskan kedua busana tersebut yaitu uis nipis yang digunakan kedua pengantin sebagai bawahan. Namun di luar pernikahan adat, memadankan busana pengantin pria dan wanita dengan warna berlawanan pun kadang kita temui. Lalu menurutmu busana dengan warna berbeda atau berlawanan, cocok atau tidak?

Contoh kasus lain yang dapat kita petik ketika pengantin wanita memilih warna feminin seperti warna pink, tetapi si pria kurang percaya diri memakai busana berwana senada. Dalam hal ini perlu jalan tengah agar kedua pengantin dapat saling nyaman memakai busana pengantin. Kita memang terbiasa melihat busana pengantin dengan warna senada, akan tetapi bukan berarti memakai busana dengan warna yang tidak sama dilarang. Di sinilah diperlukan pikiran terbuka bahwa menikah tidak melulu harus memakai busana berwana sama. Ada cara lain yang lebih adil yang dapat menengahi dari contoh kasus di atas.

1. Benang merah yang menghubungkan
Kadang kebaya terdiri dari 2 atau lebih tone warna. Salah satu tone warna tersebut dapat digunakan menjadi warna dasar untuk busana pengantin pria, apabila warna dasar yang dipilih pengantin wanita kurang diminati pengantin pria. Dengan begitu di antara warna busana kedua pengantin masih memiliki benang merah yang menghubungkan.

Kebaya: Marga Alam
Jas: Richard Costume Design
Foto: Wina Namara (Diera Bachir Photography)

2. Bermain gradasi warna
Warna-warna pastel saat ini sedang disenangi para wanita. Warnanya yang lembut pun membuat calon pengantin jatuh hati untuk menggunakannya sebagai warna busana pengantinnya, tetapi tidak bagi pengantin pria. Jalan keluarnya, warna pastel dapat digantikan dengan warna satu tingkat di atas dari warna pastel yang dipilih, sehingga warna busana si pria tidak terlalu lembut namun tetap “nyambung” dengan warna busana si wanita.

3. Dengan aksesori
Sama halnya dengan busana adat Batak Karo yang disampaikan di atas, kain adat uis nipis menjadi penghubung antar kedua pengantin meski keduanya memakai busana berbeda warna. Selain kain adat, bagi yang menikah berkonsep nasional dan tetap ingin tampil matching. Aksesori seperti korsase dapat menjadi penghubung. Ada dua opsi, pilih korsase berwarna sama dengan kebaya atau pilih jenis dan warna bunga korsase yang sama dengan handbouquet.

4. Menyamakan warna kain bawahan dengan busana pengantin pria
Apabila tetap mempertahankan warna favorit pengantin wanita dan pengantin pria yang berseberangan. Terdapat cara lain yang dapat menyatukan, yakni dengan memakai kain bawahan seumpama batik atau songket yang biasanya menjadi padanan kebaya dengan warna yang sama pada busana yang dipakai pengantin pria.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP