Nihiwatu On The Edge of Sumba

Pesawat Garuda Indonesia yang membawa kami terbang tidak terlalu tinggi di atas awan melewati laut berwarna biru dan pulau-pulau yang terlihat kecokelatan sebelum melayang rendah dan akhirnya mendarat di Bandara Tambolaka. Inilah awal perjalanan yang kami tunggu-tunggu menuju pulau yang lokasinya tampak menyendiri keluar dari gugusan pulau-pulau yang membentuk rantai Nusa Tenggara. Inilah Sumba, pulau yang memadukan tradisi, keindahan, dan juga kemisteriusan yang terasa begitu alami, terjaga, dan membuat orang tergerak untuk mengunjunginya.

Seperti namanya, Nihiwatu Sumba seakan terdengar seperti bisikan. Orang mendengar tentang adanya sebuah resor berkelas di pantai tenggara Sumba, membayangkan keindahan lautnya yang terbentang sepanjang 2,5 kilometer, menyimak cerita tentang ombak Laut Selatan yang menderu dan menjadikan pantai Nihiwatu sebagai tempat berselancar nomor satu di dunia. Namun, Sumba dan Nihiwatu seakan terlingkup oleh misteri dan tertutup oleh ketidaktahuan dengan segala pertanyaan di benak.


Perjalanan ke Sumba dan Nihiwatu membuka semua pertanyaan yang timbul. Dengan jalur transportasi udara yang semakin baik, pengunjung yang mengerti akan keadaan, budaya, dan tradisi di pulau ini mulai berdatangan. Perlahan kabut misteri Nihiwatu terbuka bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam yang masih begitu alami, berpadu dengan layanan personal sebuah resor berkelas di tenggara Pulau sumba.


The Raw Beauty
Setelah mendarat di Bandara Tambolaka setelah terbang selama lima puluh lima menit dari Denpasar, kami disambut oleh para staf resor yang segera membantu mengurus baggage dan bawaan kami, sebelum akhirnya menuju sisi luar bandara untuk menikmati air kelapa yang segar di sela-sela udara panas pulau ini.

Dari bandara, kami berkendara menuju selatan pulau melalui berbagai kota kecil yang terlihat begitu asing, melewati rumah-rumah penduduk yang eksotis di mata kami, sebelum akhirnya sampai di sebuah kota besar Waikabubak yang sederhana namun apik. Nihiwatu tak lagi terlalu jauh untuk dicapai dan rasa tak sabar itu memburu kami untuk segera tiba dan menikmati resor ini.

Kesan pertama menjadi pintu untuk menikmati apa yang ada di hadapan kami ketika tiba. Senyum ceria dari para staf yang menyambut kami terlihat begitu tulus seakan menjadi doa syukur bahwa kami telah tiba di resor ini dengan selamat. Terik matahari sejenak hilang dengan minuman dingin yang juga menyambut para tamu yang tiba, sementara rasa letih tak terasa oleh keindahan resor ini yang begitu eksotis. Tampak tenun-tenun Sumba yang indah, tanduk-tanduk panjang kepala kerbau yang mistikal, dan oh my, di hadapan kami terhampar laut biru Pantai Nihiwatu yang indah dan begitu menawan.


The Villas of Nihiwatu
NIO menjadi tempat bersantai atau bersantap di pinggir pantai. Tempatnya dibuat sealami mungkin hingga hanya alang-alang yang menutup atapnya di satu sisi atau hanya meja-meja terbuka ala al fresco. Namun di tempat yang begitu menyatu dengan alam ini, terhidang berbagai menu makanan yang modern dan juga menggugah selera. Seperti berada di pulau terpencil kami menikmati makan siang kami sambil mendengar debur ombak Pantai Nihiwatu dan sesekali menikmati hembusan angin panas yang kering sebelum akhirnya kami diantar ke villa untuk beristirahat.

Masing-masing tamu akan dilayani oleh seorang personal butler yang akan membantu menyediakan setiap permintaan para tamunya. Dan, saat kami memasuki vila yang telah siap, kamipun terkejut dengan segala fasilitas dan layanan yang bisa didapatkan di tempat ini. Mini bar yang bebas dinikmati dan diganti setiap hari serta layanan laundry secara cuma-cuma menjadi bagian dari service yang diberikan oleh Nihiwatu pada para tamunya.

Vila kami terletak di ujung sebelah utara resor, sebuah vila berkamar tiga yang sangat luas. Di tengah-tengahnya terdapat kolam renang yang juga berukuran besar, sebuah ruang bersantai lengkap dengan bar dan tv layar datar berukuran besar. Semuanya ada di resor ini dan siap untuk dinikmati oleh para tamunya.


The Facilities of Nihiwatu
Nihiwatu menawarkan sebuah suasana yang berbeda dari resor-resor lain di Bali misalnya. Sebuah suasana yang memancarkan kemaskulinitasan tempat ini. Terpencil, raw, panas dan kering, namun penuh dengan fasilitas dan layanan berkelas. Di satu sisi, para tamu dapat merasakan seperti sedang bersafari di savana Afrika dan tinggal di sebuah resor di benua itu, namun tradisi dan budaya serta keindahan lautnya memancarkan suasana Indonesia yang begitu alami dan belum tersentuh.

Teks Iman Hidajat | Foto Dok. Nihiwatu, Iman Hidajat

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP