Ragam Paes

Lahir di nusantara raya yang dianugerahi dengan ragam budaya dan tradisi merupakan sebuah alasan mengapa anak bangsa harus menjaga dan melestarikan tradisi tersebut. Bila bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan budaya bangsa.

Seiring dengan modernisasi yang sudah lama masuk ke tengah masyarakat Indonesia, terjadi perubahan dan modifikasi di sana sini. Nilai – nilai tradisi pun mulai terkikis. Salah satunya adalah tradisi tata rias pernikahan tradisional. Fenomena yang kerap disaksikan dalam perhelatan pernikahan makin ke sini makin banyak perubahan. Tata rias tradisional seringkali dicap terlalu mencolok dan tidak sesuai dengan gaya masyarakat masa kini yang lebih mencintai soft style. Berbagai riasan tradisional seperti paes dianggap merepotkan, sehingga terkadang calon pengantin lebih memilih rias pengantin yang bersifat modern atau modifikasi.

Akan tetapi, sebelum menyebut bahwa paes merepotkan, tak ada salahnya Anda mengenal terlebih dulu keindahan riasan tradisional ini. Kebanyakan orang sudah mengenal paes yang dipakai dalam tata rias adat Jawa. Kali ini kami mengajak Anda untuk mengenal ragam paes yang biasa dikenakan oleh pengantin tradisional di luar Jawa. Masing-masing daerah mempunyai bentuk paes yang berbeda-beda, bahkan dalam adat Jawa pun mengenal beberapa jenis paes. Berikut kami tampilkan ragam jenis paes yang meliputi paes Jawa dan paes dari daerah lain:

1. Yogya Paes Ageng (Jawa)
Paes ini identik dengan bentuknya yang runcing. Ditambah dengan payet-payet emas (prada) yang mengikuti alur paes. Sehingga wajah sang pengantin akan semakin kuat dengan kesan cantik dan elegan.

2. Solo Basahan (Jawa)
Paes yang digunakan tidak berwarna hitam seperti pada umumnya. Pidih sebagai pewarna yang digunakan untuk mengisi paes berwarna kehijauan, berbeda warna pada paes-paes sebelumnya yang berwana hitam.

3. Solo Putri (Jawa)
Dengan bentuk paes yang masih sama dengan Solo Basahan, Paes Solo Putri cenderung polos berwarna hitam. Paes sendiri terbuat dari pidih yang dihasilkan dari campuran malam (sejenis lilin) yang bersifat tidak kering juga tidak meleleh.

4. Yogya Putri (Jawa)
Serupa dengan paes Yogya Paes Ageng, perbedaan di antara keduanya hanya ditemui pada payet emas (prada) yang dipakai pada Yogya Paes Ageng tetapi tidak dipakai pada Yogya Putri.

5. Banjar
Bentuk paes yang runcing-runcing, membuat sebagian orang menyebutnya dengan rias Gigi Haruan yang runcing dan tajam. Untuk mempercantik pengantin diberikan payet emas di ujung runcing paes.

6. Makassar
Bentuk paes ini sangat unik dengan membentuk dua lengkungan di dua sisi yang runcing. Paes ini juga dikenal dengan sebutan paes Dadasa.

7. Madura
Sekilas paes Madura berpola hampir sama dengan paes yang terdapat di Makassar. Namun bedanya paes ini mempunyai cekungan yang lebih kecil dibanding dengan paes Makassar. Total cekungan berjumlah 7 buah yang mempunyai filosofis mendalam yakni kepercayaan akan adanya 7 lapis langit untuk mencapai nirwana.


8. Bali
Lain lagi dengan paes yang ada di Bali. Paes Bali cenderung membentuk lengkungan indah yang berkelok dari pelipis kanan ke kening lalu ke pelipis kiri. Tanpa banyak ornamen di atas paes, pengantin Bali akan tetap tampak cantik.

Teks: Mery Desianti | Foto: Damon Rizki - Lighthouse Wedding Photography, Robby Suharlim - Viure Photography, Dok.Mohammad Fitrial & Gina Faramita, Dok.Mardiana Budi & Emanuele Novi, Dok.Orrin Dharmapala & Candra Wardani

Halaman Selanjutnya 

1  2

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP