Tak dipungkiri maraknya situs jejaring sosial ikut membantu penyampaian berbagai informasi. Termasuk info mengenai hari pernikahan. Cukup dengan menuliskan isi dari undangan pernikahan pada kolom event, status, dan lain sebagainya, dalam hitungan detik Anda dapat mengundang banyak teman maupun kerabat dengan cepat. Ya, menyebarkan undangan dengan cara tersebut memang terbilang praktis. Selain itu tidak memakan banyak waktu dan biaya. Namun perlu digarisbawahi mengundang dengan cara seperti itu masih dianggap kurang sopan. Terlebih bila undangan dialamatkan bagi kerabat yang dituakan dalam keluarga. Jangan sampai niat Anda untuk menekan biaya mencetak undangan malah berbuah cibiran lantaran dianggap tidak menghargai dan menyepelekan. Solusinya, mengundang via jejaring sosial baiknya diperuntukan khusus bagi teman terdekat dan sebaya saja. Sementara untuk kerabat yang lebih tua, tetap memakai undangan berbentuk fisik.
Dengan begitu tentunya Anda tidak akan menuai omelan dari pihak keluarga dan tetap dapat berhemat. Nah, berbicara mengenai penghematan dalam mencetak undangan pernikahan, Anda bisa menyambangi Pasar Tebet dibilangan Jakarta Selatan. Harga ekonomis dengan varian desain undangan pernikahan yang manis menjadi daya pikatnya. Namun yang perlu diketahui, rata-rata setiap toko mematok harga dalam jumlah 500 undangan. Kartu undangan yang kurang dari jumlah tersebut sudah pasti akan lebih mahal. Sebab hukum yang berlaku di pasar ini adalah semakin banyak jumlah pemesanan akan makin ekonomis harga yang ditawarkan. Begitu pun sebaliknya jika jumlah undangan yang dicetak sedikit harga undangan akan sedikit lebih mahal.
Umumnya undangan dibuka dengan kisaran harga Rp. 4.000 sampai dengan Rp. 20.000 rupiah. Biaya tersebut bisa bertambah ataupun berkurang melalui proses tawar-menawar, desain, bahan, maupun lamanya waktu pengerjaan. Untuk bahan undangan pernikahan yang tengah digandrungi saat ini, konon terbuat dari beludru atau yang dikenal dengan flocking. Menurut Nana, penjaga toko Lomex Card di Pasar Tebet, desain fisik undangan pernikahan yang menggunakan flocking, mampu memunculkan aura mewah dan elegan. Tak heran bahan tersebut menjadi favorit. Ia pun mengaku sering mendapat pesanan undangan yang menggunakan flocking. Pemesannya pun tidak hanya seputar Jakarta saja, bahkan sudah merambah ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura sampai Australia.
Sama halnya dengan fashion yang selalu mengalami tren musiman, undangan juga mengalami hal yang sama. Mungkin tahun ini undangan jenis flocking sedang naik daun. Namun tidak menutup kemungkinan undangan jenis itu akan bergeser diganti undangan berwarna lembut dihiasi seutas pita dan sepasang siluet kedua mempelai. Di antara tren yang berkembang, undangan model lalu tidak jarang dipesan juga. Dedi, salah satu karyawan toko undangan memaparkan, sedikit pasangan terkadang memesan desain undangan model lalu yang dikombinasikan dengan model terkini. Sehingga undangan tampak tidak ketinggalan zaman, dan lebih penting harganya cukup terjangkau. Selain undangan berbahan flocking, undangan multifungsi sebagai kalender atau bingkai foto, juga cukup diminati. Namun, pengerjaan undangan dengan bingkai foto menyita banyak waktu yang membuat harganya menjadi jauh lebih mahal.

Berada di basement, Pasar Tebet mempunyai puluhan toko kartu undangan yang selalu sibuk melayani permintaan undangan pernikahan maupun undangan perayaan pernikahan perak (ke-25) atau emas (ke-50). Pelayanan yang ditawarkan terbilang cukup lengkap, apakah ingin mencetak dengan desain yang sudah ada atau mencetak undangan dengan desain favorit Anda sendiri. Salah satunya Riva, salah satu calon pengantin yang sedang mencari undangan bertema gelap karena pasangan ini sangat menyukai warna hitam dengan desain yang telah dibuat spesial oleh pasangannya. Tidak hanya Riva, Umang yang ditemui di salah satu toko sedang melakukan revisi terakhir, mengaku menyerahkan desain pada percetakan dan menyesuaikan undangan dengan tema pernikahan Jawa diselingi aksentuasi wayang. Sama seperti pasangan lain, ia pun berkeinginan membuat desain undangan sendiri, berhubung lokasi kerjanya dan pasangan yang berada di luar kota, membuat keduanya harus bergerak cepat menyelesaikan undangan yang membutuhkan persetujuannya secara langsung.
Untuk menyiasati kendala jarak seperti Umang, hendaknya di jauh-jauh hari sudah melakukan persiapan dengan mencari banyak informasi seputar undangan dan membuat daftar tamu agar jumlah undangan dapat ditentukan. Hal ini sebagai antisipasi undangan yang jumlahnya berlebih atau justru kurang. Banyak bertanya kepada pengantin yang sudah lebih dulu menikah, ditambah browsing mengenai undangan, cukup membantu Anda untuk mengetahui apa saja yang harus dikerjakan selama proses mencetak undangan. Di sisi lain, mencocokan desain, tema dan warna untuk undangan bersama pasangan sangat penting agar kedua belah pihak saling menyukai hasil cetak undangan.
Proses cetak undangan biasanya memakan waktu tiga minggu, di luar waktu revisi tentunya. Biasanya revisi dibatasi hingga 2-3 kali, jika lebih dari itu atau ada perubahan total akan dikenakan biaya tambahan sekitar Rp. 200.000. Sehingga sebelum menyepakati desain undangan ada baiknya berkonsultasi dengan pasangan, keluarga dan teman dekat. Mintalah pendapat dari mereka, tidak ada salahnya mendengarkan pendapat orang lain sebagai bahan pertimbangan, bukan?
Dilihat dari desainnya pun beragam dan unik di masing-masing toko. Salah satu toko yang menarik perhatian adalah toko yang terletak di pojok yang memajang barisan undangan bergambar kartun dengan warna pastel yang lembut. Bahkan ada undangan yang didesain menyerupai amplop atau clapperboard yang unik.
Dari hanya satu toko undangan, kini lantai dasar menjadi sarang toko cetak undangan yang terdiri dari puluhan toko. Sudah sejak lama Pasar Tebet dijadikan tujuan mencetak undangan, jadi jika ingin mencetak undangan singgahlah untuk mencocokan harga dengan vendor undangan, dijamin harga dan kualitasnya akan membuat Anda tergiur.
Teks & Foto: Mery