Siapkan “Angsul-Angsul” untuk Si Calon Pengantin Pria

Kebanyakan orang paham bahwa menjelang pernikahan, calon pengantin pria memberikan seserahan kepada calon pengantin wanita. Namun jarang yang mengerti bahwa calon pengantin pria pun berhak menerima seserahan sebagai tanda balasan. Lalu, apakah isi seserahan untuk calon pengantin pria ini? Samakah dengan seserahan yang diberikan kepada calon pengantin wanita? Mari kita simak di sini.

Dalam tradisi Jawa, pada malam midodareni calon pengantin wanita menjalani ritual pingitan, dimana hanya diam di kamar tanpa boleh ditemui oleh calon pengantin pria. Pada saat itulah calon pengantin pria datang berkunjung untuk menjalani sederet ritual yang diawali dengan penyerahan bingkisan seserahan untuk calon pengantin wanita yang penerimaannya diwakili pihak keluarga wanita. Kedatangan calon pengantin pria ke kediaman calon wanita tanpa didampingi kedua orang tua, hanya paman atau keluarga terdekat saja yang diperbolehkan ikut mendampingi.

Srah-srahan yang diberikan kepada calon pengantin wanita merupakan barang-barang yang diperlukan wanita menuju hari pernikahan. Yang di antaranya berupa suruh ayu (semacam daun wangi), pakaian (kebaya, kain, baju pesta, baju kerja, dan lain-lain), perlengkapan perawatan tubuh (sabun, shampo, body lotion, bedak badan, dan lain-lain), kosmetik (pelembab, alas bedak, eye shadow, maskara, blush on, pensil alis, dan lain-lain), parfum, sepatu/selop, tas, pakaian dalam dan baju tidur, perhiasan/jam tangan, serta makanan (buah, kue kering, masakan tradisional, dan lain-lain). Serta barang seperti keris atau kain adat yang menjadi pusaka keluarga.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan rombongan calon pengantin pria pada keluarga pihak wanita, serta menyerahkan srah-srahan. Calon pengantin pria akan menjalani prosesi nyantri untuk mendengarkan empat catur wedha yang dibacakan calon mertua laki-laki yang berisi empat pedoman bagi calon pengantin pria untuk menjalani kehidupan pernikahan sempurna. Catur wedha yang telah dibingkai diserahkan pada calon pengantin pria sebagai pegangan agar terus diingat.

Setelahnya dengan segelas air putih, calon ibu mertua meminumkan kepada calon pengantin pria sampai habis. Air putih yang diminumkan merupakan simbol penyejuk hati dan pikiran agar kelak calon pengantin pria dapat menyikapi segala sesuatu dengan hati dan pikiran dingin.

Sebelum calon pengantin pria serta keluarga pulang, pihak keluarga wanita akan memberikan sejumlah bingkisan yang disebut angsul-angsul. Isi bingkisan yang diberikan tidak sama seperti isi srah-srahan yang telah diberikan kepada calon pengantin wanita. Angsul-angsul umumnya berisi kue-kue dan makanan matang yang diserahkan oleh calon ibu mertua kepada keluarga pihak pria. Tidak hanya makanan, calon pengantin pria pun mendapat satu set busana yang disebut kancing gelung. Busana yang diberikan merupakan busana yang akan dikenakan di hari akad berupa beskap atau jas.

Baca juga : Perbedaan Seserahan dan Peningset

Foto: Hypnosis Photopgraphy (Dok. Icha dan Hendi)

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP