6 Spot Foto Pre-Wedding di Atas Ketinggian (Part II)

Foto: Bernardo Pictura

Panorama di atas ketinggian gunung atau bukit tidak hanya dikagumi untuk dilihat, kita juga dapat mengabadikan landscape keindahan tersebut pada foto pre-wedding. Selain di lokasi Gunung Papandayan, Bukit Teletubbies di Bali dan Dieng, masih terdapat spot gunung lainnya yang patut dipertimbangkan. Dan berikut ini lokasinya.

4. Gunung Bromo
Sudah menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi turis, fasilitas yang diberikan pun sudah cukup memadai. Nah, bagi kamu yang ingin foto pre-wedding dengan nuansa alam pegunungan tapi tidak mau berletih-letih mendaki, Gunung Bromo dapat menjadi alternatifnya. Karena di sini sudah siap kendaraan dari jeep hingga menunggang kuda yang akan mengantar ke tempat tujuan. Gunung Bromo yang berpasir menjadi daya tarik bak di padang pasir, serta latar gunung yang menjulang dapat memberikan efek alami



5. Gunung Semeru
Film 5 cm yang berhasil meraup banyak penonton memberi dampak besar pada popularitas Gunung Semeru. Film yang mengisahkan lima sahabat mendaki Gunung Semeru, rupanya menggugah para penonton yang langsung terpesona oleh keindahan gunung yang memiliki Danau Ranu Kumbolo. Bahkan menariknya ada calon pengantin yang tergiur untuk foto pre-wedding dengan latar Danau Ranu Kumbolo serta jajaran pohon-pohon yang memayungi gunung tertinggi di Pulau Jawa. Tidak usah khawatir sulit dan lelah mencapainya, sebab danau yang dimaksud hanya berada di kaki Gunung Semeru.

6. Gunung Bunder
Berada di Bogor, Gunung Bunder menyajikan hutan pinus yang cukup sering dijadikan lokasi pemotretan pre-wedding. Walaupun sudah sering dijadikan tempat foto pre- wedding ada cara lain untuk menandingi foto pre-wedding pasangan lain dengan menghindari busana formal yang sudah jemu dipakai. Tak jadi soal, Gunung Bunder menjadi lokasi yang sering digunakan calon pengantin mengingat lokasinya tidak jauh dari Jakarta. Dengan syarat memilih vendor foto yang sudah andal dan mampu mengeksplorasi spot serta pandai mengambil sudut foto yang berbeda agar tidak memberi kesan “pasaran”.

Foto: Dok. Bernardo Pictura dan Dok. Istimewa

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP